TRANSLATE

Tahukah Anda Darimana Kisah MG Motor Indonesia Bermula?

Rencana kehadiran MG Motor Indonesia akhirnya menjadi kenyataan. Mulai 24 Maret 2020, MG Motor Indonesia mulai menawarkan mobil merk MG alias Morris Garage, sebuah brand asal Inggris. Model perdananya adalah MG ZS, yang akan mengisi segmen SUV kompak, bersaing dengan Honda HR-V, Suzuki SX4 S-Cross, Mazda CX-3, dan Kia Seltos.

Ayo kita simak sejarah panjang merk MG, mulai dari Inggris hingga sampai kesini menjadi MG Motor Indonesia: 

 

I. INGGRIS

MG alias Morris Garage, adalah merk dagang yang berawal dari WRM Motors Ltd, sebuah perusahaan syang didirikan oleh William Morris pada tahun 1908. Memulai debutnya sebagai pabrik sepeda, kemudian beralih menjual, menyewakan dan memperbaiki mobil Morris, hingga akhirnya menjadi perusahaan manufaktur mobil.

Produk perdananya adalah Morris Oxford "Bullnose" 2-kursi yang diluncurkan pada tahun 1913. Mobil tersebut diproduksi di pabrik yang menggunakan tanah dan bangunan bekas Sekolah Militer di Oxford, Inggris. Mengapa hanya memproduksi mobil 2 kursi? Ternyata sasis Bullnose ternyata terlalu pendek untuk membuat mobil 4 kursi. Selain itu mesin 1.018 cc terlalu kecil untuk menggerakkan  mobil 4-kursi.

Padahal, masyarakat Inggris pada saat itu sangat membutuhkan mobil jenis tersebut. Selain Bullnose 2-kursi, dengan rangka dan mesin yang sama, pada tahun 1914 Morris juga membuat mobil model coupé dan van. Dengan 3 model tersebut dan kualitas yang selalu terjaga, Morris sukses memasarkannya hingga kewalahan menerima pesanan.

White dan Poppe sebagai pemasok mesin, tidak sanggup memenuhi permintaan Morris untuk menambah produksi mesinnya. Morris pun beralih ke Continental of Detroit, Michigan, Amerika Serikat, sebagai pemasok mesin 1.548 cc. Tidak hanya mesin, Morris juga memesan gearbox dan gandar dari Amerika Serikat.

Ketika hampir semua pabrik mobil terganggu dengan pecahnya Perang Dunia Pertama, tidak demikian halnya dengan Morris. Bahkan pada pertengahan 1915 berhasil meluncurkan mobil rancangan baru dengan ukuran lebih besar dibanding "Bullnose", yaitu Morris Cowley 2-kursi dan 4-kursi.

Masalah timbul ketika Continental of Detroit menyatakan tidak sanggup lagi memasok mesin karena sulitnya mencari bahan baku pasca perang. Morris kemudian bekerjasama dengan Hotchkiss, produsen mobil Prancis, untuk menggantikannya. Hotchkiss nantinya memproduksi mesin didekat pabrik Morris di Coventry, West Midlands, Inggris.

Mesin inilah yang nanti digunakan pada Cowley dan mobil-mobil produksi Morris lainnya. Sebagai manufaktur yang memproduksi mobil berkualitas dengan harga yang ekonomis, membuat Morris memegang 51% pangsa pasar dalam negeri, menggeser Ford sebagai produsen mobil terbesar di Inggris.

Dengan keuntungan penjualan yang demikian besar, Morris kemudian membeli bisnis para pemasok agar produksinya tidak terganggu. Misalnya, pada tahun 1923 ia membeli pabrik Hotchkiss di Coventry yang kemudian menjadi cabang Morris Engines. Ia juga merekrut FG Woollard menjadi pimpinan disitu, untuk meningkatkan produksi mesin dari 300 unit per minggu menjadi 1.200 unit. Pada 1924 pabrik ini berhasil membuat 2.000 unit seminggu dengan hanya sedikit menambah ruang kerja dan tenaga kerja.

Sejarah dari merk MG, berawal pada tahun ini pula. Cecil Kimber, kepala penjualan, penyewaan dan perbaikan mobil produk Morris sejak tahun 1909, mulai membangun mobil Morris versi Sport dengan nama mengambil dari unit yang dikelola olehnya yaitu Morris Garage, disingkat sebagai MG. Produknya ternyata sangat diminati,  sehingga William Morris memutuskan untuk membangun pabrik khusus MG di di Abingdon, Oxfordshire dengan nama MG Car Company.

Namun pada tahun 1935, entah apa sebabnya William Morris menjual M.G Car Company ke Morris Motors. Kimber sempat bermasalah dengan hal tersebut, William kemudian meminta Cecil untuk  mengundurkan diri dari perusahaan pada tahun 1941.

Kimber lantas bergabung dengan rumah modifikasi Charlesworth, sebelum pindah ke produsen piston Specialloid. Kimber meninggal karena kecelakaan di stasiun kereta King Cross di London pada 4 Februari 1945.

Pada tahun 1952, Morris Motors dan Austin Motor Company Limited merger membentuk perusahaan baru bernama British Motor Corporation Limited. M.G Car Company berada di bawah perusahaan baru ini.

Pada perjalanannya, British Motor Holdings merger dengan Leyland Motor Corporation pada 1968 kemudian membentuk British Leyland Motor Corporation. Sedangkan MG tidak lebih dari sekadar merek yang dimiliki British Leyland Motor Corporation. Yang menyedihkan pada 1972 nama M.G Car Company dilarang untuk digunakan.

Tahun 1975, British Leyland Motor Corporation mendirikan perusahaan induk bernama British Leyland. Tak berapa lama kemudian berubah nama menjadi Rover Group pada 1986. 

Pada tahun 2000 Rover Group bangkrut lalu dijual kepada BMW. Tahun 2005, Ford mengambil alih divisi Land Rover dari BMW, kemudian merek Rover dan MG dipegang MG Rover Group yang berbasis di Birmingham, Inggris.

 

II. TIONGKOK

Pada tahun yang sama, Nanjing Automobile Group sebuah perusahaan milik Tiongkok, mengakuisisi sebagian aset MG Rover Group kemudian mendirikan perusahaan bernama NAC MG UK Limited. Selanjutnya, Nanjing Automobile Group diakuisisi SAIC (Shanghai Automotive Industry Corporation) Motor pada 2007 kemudian NAC MG UK Limited diubah menjadi MG Motor UK Limited.

Pada 2011, dibawah bendera  MG Motor UK Limited, meluncurlah  mobil generasi baru merek MG yang diberi nama MG6. Pada 2012 SAIC Motor menanamkan investasi besar-besaran pada MG Motor UK Limited. Kemudian pada tahun 2016 semua aktivitas produksi mobil MG di pabrik Inggris dihentikan dan difokuskan di China.

Pada 2017 SAIC Motor mendirikan MG Motor India dan membeli pabrik General Motors di Gujarat untuk memproduksi mobil MG.

 

 

III. MG MOTOR INDONESIA

Bisnis MG di Tanah Air dimulai pada tanggal 09 Maret 2020 yang lalu, dengan nama MG Motor Indonesia. 

Kepemilikannya mayoritas dipegang oleh SAIC Motor Indonesia yang juga memegang merek Hong Yan. MG akan menjadi pesaing beberapa merek mobil penumpang asal China lainnya yang sudah hadir duluan di Indonesia, yaitu Wuling dan Dongfeng Sokon (DFSK).  

Wuling merupakan merek yang dipegang oleh SGMW Motor Indonesia, yang tak lain merupakan anak perusahaan SAIC Motor. MG Motor Indonesia memulai bisnisnya dengan penjualan secara online untuk produk perdananya yaitu seri ZS.